Kamis, 15 Desember 2011

Cara Mancing Beunteur dan Paray

Berhubung kolam uji coba budidaya belum banyak penghuninya, maka tentu saja yang harus dilakukan adalah mencari ikan Beunteur dan Paray.  Kalo mau cepat tentu memilih alat yang bisa menangkap Beunteur atau Paray dalam jumlah banyak, seperti jala (kecrik) dan menggunakan setrum ikan.  Tapi kami teringat kembali bahwa salah satu tujuan upaya budidaya ini adalah untuk kelestarian Beunteur dan ikan2 lokal lainnya.  Menggunakan kedua jenis alat tangkap itu sama saja membuka ruang pemusnahan ikan.  Lalu apa solusinya?

Joran jenis tegeg
Sepanjang pengetahuan kami, menggunakan kail atau pancing adalah cara yang lebih ramah terhadap lingkungan.  Tidak jarang ikan2 hasil pancingan masih hidup dan bisa dipelihara, walau kadang bibirnya somplak ... hehehe.  Maka memancing adalah solusi pilihan dari kami.

Berbicara soal memancing, beberapa teman kami ternyata masih belum tahu caranya.  Kalaupun ia biasa mancing, belum tentu ia mampu melakukannya pada ikan target berukuran kecil seperti Beunteur atau juga Paray.  Naah ... iseng2 kami temukan nih cara memancing dari seorang pemancing tenar.  Namanya Michael Risdianto.  Bagaimana caranya ... silakan simak ulasan teknik dan cara memancing Beunteur dari beliau di bawah ini ...
Tidak rumit. Joran (stick) pancing biasa digunakan jenis tegeg yang soft atau medium taper dengan panjang 2,4 atau 2,7 m (jika sungai/lokasinya lebar).  Semakin lentur joran akan semakin sensitif merespon tarikan beunteur yang ukurannya memang kecil.  Jadi sensasi strike-nya tetap maksimal.  Di Jawa Barat, misalnya di Cianjur, yang populer adalah joran lentur kecil dari bambu yang disebut jeujeur.  Panjangnya sekitar 1.2 meteran. Jeujeur dibuat sangat lentur dan diraut dengan apik sedemikian rupa.  Saking lenturnya, kadang jeujeur bisa kita lengkungkan membentuk angka delapan.

Untuk tali (line) digunakan tali mono bening dengan ukuran sekecil mungkin (2 lbs) dengan diameter 0.1 atau 0.12 mm. Semakin kecil tali lebih baik karena tidak akan terlalu terpengaruh dengan arus sungai (di sungai/selokan/parit beunteur hidup di dekat arus/aliran air).

Mata pancing (hook) bisa dipilih pancing nomor 0,5 – 0,8 . Mata kail yang terlalu besar membuat ikan mudah terlepas.  Memang dibutuhkan keahlian tersendiri untuk memasang mata kail nomor 0.5 atau 0,8 pada line 0,1mm.

Kita juga perlu pelampung sebagai indikator sambaran.  Terakhir kita memerlukan stopper.  Kita juga perlu timah daun untuk dipasangkan pada senar di dekat kail agar umpan cepat turun ke dalam air.  Berbagai jenis umpan bisa dipilih.  Beunteur sebenarnya cenderung omnivora sehingga varian umpannya cukup banyak, yaitu cacing, pelet, nasi, roti, tahu bacem, mi rebus, bakwan, lumut dll.  Umpan favorit yang sering saya gunakan adalah umpan “model Cianjur” yang disebut geleng, terbuat dari campuran telur bebek (kuningnya saja) yang diuleg jadi satu dengan potongan daging tongkol dan jajanan anak-anak (Chiki).

Cara mancingnya?  Ah gampang.  Pasang semua piranti lalu atur kedalamannya, jangan sampai menyentuh dasar sungai.  Jangan lupa pasang umpannya dulu.  Catatan, harus ekstra sabar dan memiliki daya penglihatan yang mantap untuk melakukannya.

3 komentar: