Jumat, 06 Januari 2012

Sama Merahnya, Beda Ukurannya

Satu hal yang rutin terjadi di Beunteur Farm kami adalah kegiatan memberi makan.  Jika bulan lalu kami hanya punya satu tempat saja untuk diberi makan, maka kini ada 2 tempat yang harus diberi makan setiap hari.  Setiap hari?? .... iya laah ... manusia aja butuh makan rutin setiap hari.  Masa beunteur gak makan setiap hari.

Urusan makan-memakan ini memang seru2 gimana gitu ... hehehe.  Betapa tidak kami sendiri tidak begitu paham apa sebenarnya pakan beunteur yg paling pas.  Apa harus dikasih makan pur, dedak, atau harus dikasih makan sama seperti umpan saat mereka dipancing?  Yang jelas kami kurang begitu sreg jika harus beli pakan ikan hias di toko akuarium atau pet-shop yang harganya selangit.  Bisa2 tekor nih kalo beli pakan ikan hias.

Suatu saat seorang teman yg sarjana ikan datang berkunjung ke farm kami.  Dia menyarankan agar beunteur2 kami diberi jenis pakan yang kira2 paling gampang didapat setiap hari.  Jenis2 cacing adalah contohnya.  Hmmm menarik juga nih tawaran teman itu.  Mungkin akan lebih menarik jika pakannya juga disesuaikan dengan jenis umpan pancing yg sudah umum nih ...

Akhirnya tanpa pikir panjang kami pun langsung mengaduk2 kebun pisang yang ada di sebelah farm.  Batang2 pisang busuk dibongkar2 serabutnya satu demi satu.  Apa yang terjadi ... jelas di sana lah kami menemukan banyak sekali koloni Cacing Merah kecil.  Kalo menurut Mbak Wiki, cacing jenis ini nama ilmiahnya adalah Pheretima sp.  Cukup mudah mencarinya, gratisan, dan pasti disukai oleh beunteur ... begitu harapan kami.  Dan begitu kami dapat setengah kaleng susu kental manis ... langsung kami berikan pada komunitas beunteur dewasa di kolam kami.  Walhasil ... berhasil euyyy!!!  Beunteur2 itu dengan ganas dan bersemangat menyambar2 gumpalan cacing tersebut.  Seneng banget rasanya ...

Selesai dengan yang dewasa, kami harus memutar otak lagi untuk memberi makan bayi2 beunteur di akuarium.  Rupanya kreativitas kadang juga diperlukan.  Tanpa pikir lama2 kami langsung saja memberikan kuning telur ayam (mentah) yang dibungkus dengan kain.  Bungkusan tersebut langsung dicemplungkan ke dalam akuarium.  Berhasil guna ... bayi2 beunteur berukuran panjang 0.5 - 0.8 cm itu pun merangsek ke arah bungkusan kain dan mematuk2nya. 

Namun upaya ini tak berlangsung lama, karena kami berinisiatif mengganti pakan jenis ini.  Soalnya air akuarium jadi keruh euyy ... karunya ka orok beunteur.  Kami mengganti pakannya dengan larva sejenis nyamuk berwarna hijau yang tidak menggigit (rametuk).  Nyamuk ini termasuk marga Chironomidae.  Ternyata jenis ini memang paling cocok utk para bayi beunteur kami (sejauh ini).  Soalnya dalam pemberian pakan tidak menyebabkan airnya menjadi keruh.  Bayi2 beunteur pun menyukainya.  Yaahhh ... itung2 bentuknya (kalo dari jauh) agak mirip2 dengan Cacing Merah, namun ukurannya jauh lebih kecil.  Warnanya juga merah.  Mungkin ini juga yang menyebabkan banyak orang mengenal jenis pakan ini dengan nama "bloodworm".  Walau sebenarnya dia bukan dari jenis cacing atau worm.

Bloodworm ini pun ternyata gak sulit didapatkan.  Aliran sungai kecil di dekat lokasi farm kami menyediakannya dalam jumlah yang banyak.  Jadi jelas unsur 'gratis' pun terpenuhi ... hehehe.

Begitulah cerita sekilas soal pemberian pakan secara rutin (setiap hari) yang dilakukan buat ikan2 beuntuer kami.  Yang dewasa diberi makan cacing, yang bayi diberi makan larva nyamuk.  Keduanya berbentuk seperti cacing dan warnanya merah.  Sama merahnya, namun berbeda ukurannya.

Gambar Cacing Merah diunduh dari aslinya di sini, dan bloodworm dari sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar